Di SMA Islam Terpadu Permata Bunda, semangat untuk memberikan pengabdian terbaik kepada para siswa telah menjadi fokus utama bagi seluruh guru. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan mempererat hubungan antara guru dan siswa, sekolah tersebut menerapkan tradisi yang unik dengan menggelar “Majelis Pagi” setiap harinya.
Majelis Pagi, acara rutin yang diadakan sebelum pelajaran dimulai, telah menjadi momen berharga bagi para guru untuk memberikan dukungan, motivasi, dan berbagi pemikiran positif kepada para siswa. Dalam suasana yang penuh semangat dan kehangatan, para guru berkumpul bersama siswa di aula sekolah untuk memulai hari dengan penuh inspirasi. Kepala SMA Islam Terpadu Permata Bunda, Bapak Fahrul Rozi, Lc., M.Sos. I., Gr., menyatakan bahwa Majelis Pagi adalah salah satu inisiatif yang berharga dalam memperkuat ikatan antara guru di sekolah ini. “Kami percaya bahwa bukan hanya akademik yang perlu diperhatikan, tetapi juga kesejahteraan emosional dan mental guru. Dengan Majelis Pagi, kami ingin menciptakan lingkungan yang mendukung, memotivasi, dan mencintai pembelajaran,” ungkap Bapak Fahrul Rozi, Lc., M.Sos.I., Gr.
Dalam Majelis Pagi, para guru secara bergantian berbagi cerita inspiratif, memberikan nasihat bijaksana, serta menyampaikan motivasi untuk menghadapi tantangan dan kesempatan yang ada di hadapan guru dan karyawan. Pada Hari ini, pesan bijaksana disampaikan oleh Bapak Trio Saputra, M.Pd. Berinkut Ringkasannya.
Nasihat Ulama tentang bagaimana agar kita merasakan feeling good dalam aktivitas ibadah2 kita:
1. Berakadlah dengan Allah : Yaitu, mengharapkan kebaikan kepada Allah, bukan kepada makhluk. Sebab ketika harapan kita dititipkan kepada orang lain maka kita akan kecewa. Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia (Ali Bin Abi Thalib) .
Ada kisah dari abu bakar ra, pernah kecewa dengan keluarga yg sering dibantu tapi memfitnah anaknya yaitu Sayyidah Aisyah berselingkuh dengan salah satu sahabat Nabi. Kemudian abu bakar bersumpah “demi allah saya tidak akan pernah memberi nafkah dia lagi, demi allah saya tidak mau menolongnya lagi”. Kemudian Allah SWT menegurnya lewat surah an Nur 22, ”
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An Nur:22)
Kemudian Allah menjawab: “tidakkah kalian suka apanila Allah mengampuni dosa-dosa kalian?
Lalu Allah mengingatkan kita juga terkait dengan cara pandang atau meluruskan niat dalam melakukan segala sesuatu karena Allah yaitu dalam surat as-saff ayat 10-11 :
“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.
Sehinggal Allah itu seolah2 mengingatkan kita kembali tentang meluruskan niat, bahwa ketika kita membantu orang lain, maka Allah akan menghitungnya sebagai pahala kebaikan, allah akan memudahkan diri kita, dll. Sehingga kita selalu bisa meniatkan segala aktivitas kita karena Allah.
Akhirnya muncullah kaidah fiqh : al jaza min jinsil amal ( segala sesuatu yang dilakukan / dikerjakan, baik secara lahir, ataupun bathin, atas dasar kesadaran hanya untuk mengharap balasan pahala kebaikan dari Alloh SWT) . Maksudnya kalau kita menolong orang maka allah yang akan menolong kita, kalau kita memudahkan orang lain, maka allah akan mudahkan kita.
Ketika kita pernah membantu orang lain lalu tidak dibalas atau dibalas dengan keburukan dan kita merasa benci di kemudian hari, maka artinya kita masih berakad dengan manusia. Apabila seperti itu maka kita tidak pernah feeling good dalam beribadah ritual maupun sosial. Ibadah ritual seperti sholat misalnya mengaji, dll .
Berakad dengan Allah maksudnya apa? Kita jadikan setiap ibadah kepada Allah itu sebagai jalan atau wasilah untuk menjadi jalan kebaikan dalam kita menjalani hidup, bukan sebagai pencitraan atau ingin dipuji orang lain. Kadang diantara kita baru merasa semangat ketika ada yang memuji kota seperti “wah luar biasa sholatnya, bacaannya, ke masjidnya rajin banget, dll.
Semoga Pesan kebaikan tadi bisa memicu kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi, aamiin.